Sumber : New footage shows Beirut explosion up-close and in slow motion (nypost.com)
Etika insinyur atau ‘Engineering Ethics’ merupakan suatu hal yang sangat krusial untuk dimiliki oleh seorang insinyur. Dengan segala pengetahuan yang mereka milliki, sudah sepatutnya seorang insinyur dapat melakukan kalkulasi yang akurat untuk setiap keputusan yang akan diambilnya. Namun begitu, di jaman berkembang pesatnya pertumbuhan perindustrian dunia, masih kerap kali ditemukan beberapa tragedi yang disebabkan oleh kelalaian seorang insinyur.
Pada artikel ini saya akan membahas salah satu tragedi yang mengenaskan terjadi pada tahun 2020 tepatnya pada hari Jumat, 7 August 2020 yang terjadi di Beirut Port Lebanon. Saya akan menjelaskan tragedi ini secara umum dengan menambah sudut pandang saya sendiri mengenai tragedi yang diberitakan adanya kelalaian pemerintah dalam melakukan tindak preventif atas terjadinya tragedy ini.
SEBELUM TRAGEDI
Tragedi tersebut bermula dari sebuah kapal kargo bernama MV Rhosus yang membawa 2750 ton amonium nitrat berlayar dari Batumi, Georgia ke Beira, Mozambique pada September 2013. Pada tanggal 21 November 2013, kapal tersebut berlabuh di Beirut Port. Beberapa sumber mengatakan berlabuhnya kapal tersebut dikarenakan adanya isu mekanik dan kemungkinan adanya mesin yang bermasalah. Sumber lainnya mengatakan kapal tersebut berlabuh dikarenakan tidak mempunyai dana untuk meneruskan perjalanan menuju Terusan Suez.
Setelah diperiksa oleh kontrol negara pelabuhan, Rhosus
dianggap tidak layak melaut dan dilarang berlayar. Hal ini menyebabkan
disitanya kargo MV Rhosus yang berisi ammonium nitrat tersebut pada Pelabuhan
Beirut. Dengan hilangnya ketertarikan pembeli terhadap kargo tersebut memaksa 2750
ton ammonium nitrat disimpan di Pelabuhan Beirut hingga kapal MV Rhosus itu
sendiri tenggelam pada tahun 2018 karena kurangnya perawatan. Sudag terjadi beberapa
kali perdebatan antara pejabat bea cukai yang meminta pihak perhakiman
menyelesaikan masalah penyitaan kargo tersebut. Namun pada akhirnya kargo tersebut
dipaksa menetap pada Pelabuhan Beirut.
TRAGEDI
Kelalaian pemerintah yang membiarkan ammonium nitrat tersebut disimpan di gudang tanpa langkah-langkah keamanan yang tepat dan intensif menyebabkan tragedi ini terjadi. Ledakan tersebut didahului dengan kebakaran di gudang yang menyebabkan ledakan pertama pada pukul 15.07 UTC. Ledakan tersebut menghasilkan awan asap yang besar dan beberapa derak kembang api yang sudah merusak struktur gudang tempat penyimpanan kargo tersebut.
Sekitar 33 sampai 35 detik selanjutnya terjadi ledakan yang jauh lebih parah hingga terasa terasa di Israel utara dan di Siprus yang jauhnya 240 kilometer (150 mil) dari pusat ledakan. Bahkan Survei Geologi Amerika Serikat mengukur peristiwa tersebut sebagai gempa bumi berkekuatan 3,3 skala Richter, sementara Observatorium Seismologi Yordania melaporkan bahwa itu setara dengan gempa berkekuatan 4,5 skala Richter.
PASCA TRAGEDI
Kebakaran akibat ledakan tersebut berhasil dipadamkan pada keesokan paginya oleh pemadam kebakaran setempat. Akibat ledakan tersebut, 218 orang dipastikan tewas dan lebih dari 7.000 orang terluka. Pada area pelabuhan, ledakan tersebut meluluhlantakkan sebagian garis pantai dan meninggalkan kawah ledakan dengan diameter kira-kira 124 m (407 kaki) dan kedalaman 43 m (141 kaki). Hancurnya rumah yang berada pada radius 10 km terhadap pusat ledakan menyebabkan hampir 300.000 orang kehilangan tempat tinggal. Lift biji-bijian sebagian besar hancur memperburuk kekurangan pangan yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 dan krisis keuangan. Sekitar 15.000 ton (14.800 ton panjang; 16.500 ton pendek) biji-bijian hilang, meninggalkan negara dengan cadangan biji-bijian kurang dari sebulan
Dengan mengetahui sebab dan akibat yang ditimbulkan pada oleh insiden ini, tak jarang membuat saya berpikir apa yang akan saya lakukan apabila saya ditempatkan di posisi dimana saya merupakan pihak yang berwenang dan bertanggung jawab atas segala insiden yang terjadi. Tentunya keputusan yang diambil merupakan suatu keputusan yang sangat krusial dimana dikarenakan menyangkut ratusan nyawa warga.
Dipersulit dengan asumsi bahwa saya sudah mengetahui apa kemungkinan terburuk yang dapat terjadi namun diakibatkan oleh kelalaian dan pelanggaran engineering ethics maka keputusan yang diambil harus menjadi keputusan yang terbaik dan paling tepat.
Saya telah merangkum beberapa kemungkinan keputusan yang dapat diambil untuk membantu menyelesaikan tragedy tersebut antara lain
[Opsi 1] Mengatakan apa hal yang sebenarnya terjadi lengkap dengan kronologisnya,
[Opsi 2] Memberikan sebagian informasi penting namun menutupi beberapa informasi detil untuk mencegah kericuhan,
[Opsi 3] Melakukan pengalihan isu terhadap kondisi krisisnya pemerintah,
[Opsi 4] Memberikan informasi buatan yang sebetulnya tidak terjadi,
[Opsi 5] Mengaku sepenuhnya bersalah dan siap menerima hukuman yang akan diberi,
Kelima opsi tersebut akan dianalis menggunakan Ethical
Decision Matrix yang telah disesuaikan dengan NSPE (National Society of
Professional Engineers) seperti yang terdapat pada tabel berikut.
|
Opsi 1 |
Opsi 2 |
Opsi 3 |
Opsi 4 |
Opsi 5 |
Hold Paramount the Safety, Health, and
Welfare of the Public |
No |
Yes |
Maybe |
Yes |
No |
Perform Services Only in the Area of
Your Competence |
- |
- |
- |
- |
- |
Issue Public Statements Only in an
Objective and Truthful Manner |
Yes |
Yes |
Yes |
No |
Yes |
Act for Each Employer or Client as
Faithful Agents or Trustees |
Yes |
Yes |
No |
No |
No |
Avoid Deceptive Act |
Yes |
Maybe |
No |
No |
Yes |
Conduct Themselves Honorably |
Yes |
Maybe |
No |
No |
Yes |
Totals |
Yes = 4 |
Yes = 3 |
Yes = 1 |
Yes = 1 |
Yes = 3 |
Hasil analisis tersebut mengerucut pada satu keputusan
terbaik yaitu mengatakan apa hal yang sebenarnya terjadi lengkap dengan kronologisnya
walaupun mengingat hal tersebut dapat berpotensi untuk memicu kericuhan publik dan
mengurangnya kepercayaan public atas kinerja pemerintah. Namun juga keputusan
tersebut merupakan keputusan terbaik dan paling terhormat dibandingkan dengan
opsi keputusan lainnya.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Poin diatas merupakan suatu contoh dan latihan penerapan Ethical Decision Matrix sesuai dengan NSPE. Namun, solusi di atas dibuat oleh diri saya sendiri dan tidak menutup kemungkinan solusi tersebut masih jauh belum memenuhi dari solusi yang dibutuhkan. Oleh karena itu, saya terbuka untuk segala kritik dan saran yang membangun agar memperluas pandangan saya juga tentunya para pembaca artikel ini.
Sekian artikel saya mengenai kemacetan di Kota Bandung, Terimakasih sudah membaca 😊
Comments
Post a Comment