Banyak Penduduk, Sumber Kemacetan


Pertumbuhan penduduk di Indonesia memang sudah melewati kata terkendali. Sebagai contoh, kota saya sendiri Kota Bandung tercinta yang ada di Provinsi Jawa Barat. Sebagai ibu kota Provinsi Jawa Barat, Kota Bandung menduduki peringkat keempat dengan penduduk tertinggi mencapai 2.288.570 jiwa. Dengan luas wilayah yang hanya sebesar 167,31 km persegi membuat kepadatan penduduk di Kota Bandung mencapai 13.679 jiwa/km persegi. Namun begitu, jumlah penduduk yang sangat banyak ini kurang disertai dengan infrastruktur yang memadai. Hal ini berujung pada salah satu masalah yang sangat sering kita jumpai pada kehidupan sehari-hari yaitu kemacetan.

Pada artikel kali ini, saya akan membahas beberapa poin yang menyebabkan kemacetan di Kota Bandung.

    1. Penduduk yang Kurang Efisien dalam Menggunakan Jalan

Seperti yang kita tahu, Bandung merupakan kota yang sangat padat penduduk. Dengan statement tersebut saja sudah bisa disimpulkan bahwa kemacetan pasti tidak bisa dihindarkan. Kemacetan yang parah ini sebetulnya bisa diminimalkan apabila infrastruktur transportasi di Kota Bandung sudah memadai. Namun, seperti yang kita tahu, infrastruktur transportasi di Kota Bandung masih harus dibenahi lebih lanjut.

Menurut saya, cara terbaik untuk meminimalisir kemacetan di Kota Bandung adalah dengan mengubah perilaku berkendara penduduk Kota Bandung dengan tidak boros dalam penggunaan alat transportasi. Salah satu caranya adalah masing-masing keluarga menggunakan 1 kendaraan secara bersamaan. Dengan itu setidaknya volume kendaraan yang beredar menjadi lebih sedikit dan tentunya akan meminimalisir kemacetan

 

    2. Transportasi Umum yang Kurang Memadai

Jumlah penduduk yang sangat besar tentu membuat kebutuhan pribadi penduduk Kota Bandung semakin besar pula. Mengingat hampir seluruh kegiatan utama masyarakat Kota Bandung berada pada pusat kota, transportasi menjadi suatu hal yang wajib dan primer bagi masyarakat Kota Bandung. Walaupun begitu, infrastruktur transportasi umum di Kota Bandung masih jauh dari kata memadai.

Saat ini pemerintah Kota Bandung menyediakan 2 jenis kendaraan umum, angkot (angkutan kota) dan bus. Namun, keberadaan kedua transportasi umum tersebut masih kurang diminati oleh masyarakat Kota Bandung. Salah satu penyebabnya adalah mobilitas kendaraan tersebut yang sangat terbatas, baik dari segi jangkauan maupun efisiensi waktu.  Bahkan seringkali keberadaan angkot itu sendiri yang menjadi sumber kemacetan di Kota Bandung.

Menurut saya, masalah tersebut dapat diatasi dengan membuat suatu transportasi baru seperti MRT. Namun tentu pembangunan MRT membutuhkan waktu dan biaya yang cukup besar sehingga untuk jangka waktu singkat akan lebih baik untuk membenahi transportasi umum yang sudah ada. Hal tersebut dapat dilakukan membuat tempat berhenti bus yang lebih nyaman. Selain itu, dapat juga dilakukan pengurangan jumlah angkot yang beredar disertai pembinaan supir angkot agar lebih tertib dalam berkendara dan dalam menurunkan penumpang

 

    3. Kapasitas Jalan yang Tidak Seimbang dengan Kebutuhan


Menurut data dari opendata.jabarprov.go.id, jumlah kendaraan bermotor di Kota Bandung mencapai 6.025.481 kendaraan.  Jumlah yang sangat banyak ini belum diimbangi dengan kapasitas jalan yang ada. Dengan terbatasnya kapasitas jalan, lalulintas kendaraan akan semakin menumpuk dan membuat jalan menjadi sangat padat sehingga menyebabkan kemacetan lalu lintas.

Menurut saya, hal yang bisa pemerintah lakukan adalah dengan membuat alternatif jalan layang. Dengan itu walaupun jalan tidak bisa diperlebar setidaknya para pengguna jalan mempunyai alternatif lain untuk menggunakan jalan laying tersebut sehingga macet bisa diminimalisir.


    4. Lampu Lalu Lintas Kurang Efektif

Satu hal yang tidak bisa kita pungkiri adalah keberadaan lampu lalu lintas di Kota Bandung yang seringkali tidak sesuai dengan kondisi jalan. Dengan tujuan awal mengatur lalu lintas termasuk kemacetan, lampu lalu lintas Kota Bandung seringkali malah membuat volume kendaraan pada suatu jalan semakin menumpuk sedangkan di jalan lainnya menjadi terlalu lenggang.

Hal ini terjadi dikarenakan lampu lalu lintas yang masih bekerja secara manual dan belum menyesuaikan dengan kondisi jalan. Hal yang paling mungkin untuk dilakukan dalam rangka menyelesaikan persoalan ini adalah dengan membuat suatu algoritma sistem kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) untuk mengatur semua lampu lalu lintas di Kota Bandung. Tentu saja masing-masing lampu pada suatu jalan harus berkesinambungan dengan lampu pada jalan lainnya. Hal ini merupakan salah satu solusi yang mungkin cukup sulit dilakukan, namun tentu akan berdampak sangat baik apabila sistem kecerdasan buatan ini berhasil terlaksanakan.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Poin diatas merupakan beberapa pandangan pribadi diri saya sendiri mengenai kemacetan yang terjadi di Kota Bandung. Tentunya pandangan tersebut mungkin tidak selaras dengan beberapa pandangan para pembaca dan mungkin akan memicu ketidaksetujuan atas pernyataan yang saya tulis. Oleh karena itu, saya terbuka untuk segala kritik dan saran yang membangun agar memperluas pandangan saya juga tentunya para pembaca artikel ini.

Sekian artikel saya mengenai kemacetan di Kota Bandung, Terimakasih sudah membaca 😊

 

Sumber:

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/10/01/jumlah-penduduk-kota-bandung-sebanyak-244-juta-jiwa-pada-2020

https://opendata.jabarprov.go.id/id/visualisasi/jumlah-kendaraan-bermotor-provinsi-jawa-barat

 

Comments